Rabu, Juni 29, 2011

IMATAPSEL dan IKAPADA: Ikatan Warga Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel)


Oleh Akhir Matua Harahap


Masyarakat kita merupakan masyarakat yang terdiri dari organisasi-organisasi. Kita dilahirkan di dalam organisasi, dididik melalui organisasi dan hampir semua dari kita melewati masa hidup dengan bekerja untuk kepentingan organisasi. Kita juga memanfaatkan sebagian waktu senggang untuk kegiatan membeli, bermain maupun berdoa di dalam organisasi. Selain itu, sebagian besar umat manusia akan meninggal di dalam organisasi, dan apabila saatnya tiba untuk dimakamkan, maka organisasi yang terbesar—yaitu Negara—mau tidak mau harus memberikan izin resmi1.

Organisasi adalah unit social (atau pengelompokkan manusia) yang sengaja dibentuk dan dibentuk kembali dengan penuh pertimbangan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu. Unit social terkecil adalah keluarga dan unit social terbesar adalah negara. Kumpulan dari individu atau keluarga yang lebih besar seperti ‘parsadaan marga’, OSIS,  Ikatan pelajar/mahasiswa, RT/RW, kelurahan, Kabupaten/Kota dan Provinsi.

***
Masyarakat Tapanuli Bagian Selatan adalah masyarakat yang termasuk secara sadar dan terbiasa hidup dalam organisasi. Secara social-budaya, ciri-ciri ini sudah sejak dari ‘doeloe’ terbentuk dalam lingkup organisasi marga (dalam konteks core culture, dalihan na tolu). Oleh karena itu, pada masa kini, terbentuknya organisasi tradisi dalam wujud genealogis ‘parsadaan marga[…]dohot anak boru na’ pada masing-masing marga, bukanlah hal yang baru. ‘Parsadaan’ (atau persatuan) menjadi semacam ikatan baru khususnya di perantauan yang dibentuk kembali untuk mengimbangi ‘suasana hati’ yang tidak mungkin ditemui dalam organisasi social modern.

Jumat, Juni 17, 2011

Mara Oloan Siregar, Ongku P. Hasibuan dan Syarlan K. Marbun: Trio ITB dari Padang Sidempuan

*Untuk melihat semua artikel Tokoh Tabagsel Masa Kini dalam blog ini Klik Disini 

Mara Oloan Siregar, Ongku P. Hasibuan dan Syarlan K. Marbun adalah tiga tokoh Tapanuli Bagian Selatan pada masa ini. Ketika tokoh ini merupakan alumni SMA di Padang Sidempuan. Mereka bertiga memulai pendidikan tinggi di Institut Teknologi Bandung. Mereka bertiga adalah sama-sama diterima di Fakultas Teknik ITB pada tahun 1977 (Angkatan 77). Mara Oloan Siregar mengambil bidang planologi (PL), Syarlan Khairuddin Marbun bidang geologi (GL) dan Ongku Parmonangan Hasibuan bidang elektro (EL).

Ir. Ongku Parmonangan Hasibuan, MM.

Ongku P. Hasibuan pernah menjabat sebagai Bupati Tapanuli Selatan pada periode 2005-2010 yang lalu. Sebelum memangku jabatan bupati,  beliau adalah Direktur Utama (CEO) Cegelec, sebuah perusahaan minyak multinasional. Kini, setelah tidak menjabat (tidak terpilih lagi untuk periode kedua), beliau kembali bidang pekerjaannya semula di Jakarta.

Minggu, Juni 12, 2011

Ahmad Darobin Lubis dan Sofyan Husein Siregar: Satu SMA di Padang Sidempuan dan Sama-Sama Meraih Doktor di Jepang


*Untuk melihat semua artikel Tokoh Tabagsel Masa Kini dalam blog ini Klik Disini

Ahmad Darobin Lubis (lahir di Tapanuli Selatan 3 Januari 1967) dan Sofyan Husein Lubis (lahir di Tapanuli Selatan 23 Januari 1968) adalah dua akademisi bergelar doktor dari Jepang. Mereka berdua berasal dari SMA yang sama: SMA Negeri 1 Padang Sidempuan (lulus 1985). Mereka sama-sama mendapat gelar sarjana (Ir) dari Institut Pertanian Bogor (IPB): Ahmad Darobin Lubis di Fakultas Peternakan dan Sofyan Husein Siregar di Fakultas Perikanan.

Aneh tapi nyata. Setelah masing-masing lulus sarjana mereka berpisah dengan mengambil ‘jalan’  yang berbeda. Ahmad Darobin memulai karir sebagai dosen di Fakultas Peternakan IPB sedangkan Sofyan Husein sebagai dosen di Fakultas Perikanan Universitas Riau (UNRI). Namun, pada akhirnya mereka sama-sama mengikuti program doktor di Negara yang sama: Jepang. Ahmad Darobin Lubis di Hirosima University dengan minat pengolahan pakan (lulus 2007) sedangkan Sofyan Husein Siregar di Kyoto University dengan minat ekologi laut (lulus 2002).

Dosen muda berperestasi. Mereka berdua di kampusnya masing-masing, tidak hanya sebagai dosen muda berprestasi, juga berada pada jabatan struktural. Ahmad Darobin Lubis kini menjabat sebagai Kepala Bidang Audit Akademik Kantor Audit Internal IPB dan Sofyan Husein Siregar sudah beberapa periode menjabat sebagai Ketua Program Studi (Ka Prodi) Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan UNRI.

Senin, Juni 06, 2011

Prof. Ir. Hermanto Siregar, MEc., PhD : Wakil Rektor IPB, Ekonom dan Tokoh Tapanuli Bagian Selatan

*Untuk melihat semua artikel Tokoh Tabagsel Masa Kini dalam blog ini Klik Disini
 

Baca juga:
Gelar Doktor Pertama di Indonesia: Dr. Ida Loemongga, PhD, Doktor Perempuan Pertama di Indonesia
Hariman Siregar, Ida Nasution, Lafran Pane, Parlindungan Lubis, Sutan Casajangan: Anak-Anak Padang Sidempuan yang Menjadi Pemimpin Mahasiswa
Dr. Sorip Tagor Harahap: Alumni Pertama Sekolah Kedokteran Hewan di Bogor (1912); Pendiri Sumatranen Bond di Belanda (1917)
Prof. Ir. Lutfi Ibrahim Nasoetion, MSc. PhD: Sarjana Cum Laude dan Skripsinya Ditulis dalam Bahasa Inggris
Abdoel Azis Nasution gelar Soetan Kenaikan: Alumni Pertama Sekolah Menengah Pertanian (Middelbare Landbouwschool) Bogor, Pelopor Sekolah Pertanian di Sumatra Barat
Bapak Pers Indonesia: Dja Endar Moeda, Kakek Pers Nasional dan Parada Harahap, Cucu Pers Nasional
 
Hermanto Siregar adalah Wakil Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Bogor untuk periode (2008-2012). Dia adalah pakar ekonomi IPB yang pernah disebut-sebut masuk dalam bursa kabinet pemerintahan SBY pada tahun 2009. Jabatan lainnya saat ini adalah anggota Komite Ekonomi Nasional (KEN) yang tugasnya membantu Presiden. Hermanto Siregar juga dipercaya menjadi Komisaris BRI dimana sebelumnya pernah menjabat sebagai Komisaris Utama PT Permodalan Nasional Madani (Persero) sejak Januari 2008.

Hermanto Siregar adalah akademisi yang sempurna. Jabatan akademisnya saat ini adalah sebagai Guru Besar Ilmu Ekonomi IPB di Department of Economics, Faculty of Economics and Management IPB Bogor. Sebagai dosen dia juga aktif sebagai peneliti. Hermanto Siregar adalah seorang peneliti yang disegani teman-temannya. Minat utamanya adalah Econometrics, Macroeconomics dan Advance Macroeconomics. Beliau juga aktif dalam berbagai organisasi profesi seperti ISEI, Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia dan pernah menjabat Sekretaris Jenderal di Asia Pacific Agriculture Policy Forum. Karirnya yang cepat di bidang akademik turut memperkuat positioningnya untuk menjabat dalam berbagai jabatan publik.

Jumat, Juni 03, 2011

Chaidir Ritonga: Politikus, Pebisnis dan Penulis Sejati

*Untuk melihat semua artikel Tokoh Tabagsel Masa Kini dalam blog ini Klik Disini

Chaidir Ritonga lahir 13 Januari 1962 dan dibesarkan di Padang Sidempuan. Di kota salak ini, Chaidir menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah sebelum akhirnya menempuh pendidikan tinggi di Kota Bogor. Di kota hujan ini, Chaidir tidak hanya menekuni dengan sangat serius perkuliahan di Institut Pertanian Bogor, tetapi juga secara intensif menaruh perhatian terhadap dunia informasi seluas-luasnya. Energinya yang cukup berlebih, memungkinkannya bisa membagi waktu untuk berpartisipasi dalam bidang keorganisasian mahasiswa, baik di dalam kampus, antara lain  (sebagai Sekjen BPM, DPRnya) Himpunan Mahasiswa Fakultas Ferikanan, maupun di luar kampus, antara lain (Pengurus) HMI Cabang Bogor  dan (Wakil Ketua) Imatapsel Bogor.

Kini, Chaidir Ritonga telah matang sepenuhnya menjadi Manusia Indonesia seutuhnya. Ia tidak hanya konsisten dalam kompetensinya, baik dalam dunia bisnis (pebisnis) di bidang  perikanan tetapi juga tetap menjaga dirinya sebagai seorang akademisi tulen (yang telah mendapat pendidikan doktor), yang di dalam waktu senggangnya tidak pernah berhenti memproduksi tulisan untuk menyebarkan informasi bagi masyarakat luas. Karakteristik dasar yang dimilikinya itu (penulis), membuat penampilannya sebagai anggota dewan di Pemerintahan Sumatera Utara terasa berbeda dibanding anggota-anggota dewan (politisi) lainnya. Yang menarik, perhatianya terhadap Tapanuli Bagian Selatan tidak pernah luntur dari dulu hingga pada masa ini. Semboyan ‘dari huta ke huta’ pas bagi dirinya dan cocok dalam konteks pembangunan nasional di Sumatera Utara: ‘Marsipature Hutana Be’.

Kamis, Juni 02, 2011

RSBI SMAN 2 Plus Sipirok: Upaya Merintis Kembali Kejayaan Pendidikan di Tapanuli Bagian Selatan

SMAN 2 Plus Sipirok merupakan satu-satunya sekolah (SMA) yang menyandang predikat standar Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di Tapanuli Bagian Selatan. SMA RSBI lainnya terdapat di wilayah Tapanuli Tengah (SMAN 1 Matauli) dan wilayah Tapanuli Utara (SMAN 2 Balige). Di Propinsi Sumatera Utara sendiri hanya terdapat sepuluh SMA berstatus RSBI, lima lainnya terdapat di Medan (SMA Sutomo 1 Medan dan SMAN 1 Medan), dan masing-masing satu buah di Kisaran (SMAN 2), Sidikalang (SMAN 1),Brastagi (SMAN 1), Lubuk Pakam (SMAN 1) dan Lupuk Pakam (SMAN 1).

Rabu, Juni 01, 2011

Pertambangan Mineral Logam Emas dan Batuan di Tapanuli Bagian Selatan: Seberapa Besar Potensinya?

*Semua artikel Sumatera Tenggara di Asia Tenggara dalam blog ini Klik Disini

Kandungan mineral logam (khususnya emas dan perak) sudah sejak lama tersimpan di daerah Tapanuli Bagian Selatan, tepatnya di Kabupaten Tapanuli Selatan,  Kabupaten Mandailing Natal dan Kabupaten Padang Lawas. Secara khusus, deposit emas yang sangat besar di Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan, sekalipun kegiatan eksplorasi sudah dilakukan dalam dua dekade terakhir ini, namun baru dua tahun terakhir menunjukkan titik terang ke fase produksi (eksploitasi). Sementara itu potensi batuan (seperti pasir dan kerikil) merupakan kekayaan lain yang penyebarannya cukup merata di Tapanuli Bagian Selatan tetapi hanya sejumlah desa di kecamatan tertentu yang dapat dianggap sebagai lumbung yang potensial.

Deposit Emas Batangtoru

Sejauh ini, potensi deposit emas terbesar di Tapanuli Bagian Selatan terdapat di Kecamatan Batangtoru. Sebagaimana diketahui di lokasi proyek tambang Martabe memiliki deposit yang dapat diproduksi diperkirakan sebanyak 6,5 ton emas dan perak 66,4 ton per tahun selama 10 tahun ke depan. Namun yang sudah dipastikan, cadangan emasnya sekitar 2,7 ton dan perak 32,8 ton. Pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang sekarang di proyek Martabe adalah G-Resources Group Limited Hongkong (yang sebelumnya dikuasai oleh  Aginrcourt, Australia seluas).