Sabtu, Juni 14, 2014

Parada Harahap: Wartawan Pejuang Paling Ditakuti Belanda dari Padang Sidempuan yang Menjadi ‘King of the Java Press’

*Untuk melihat semua artikel Sejarah TOKOH Tabagsel dalam blog ini Klik Disini
 
Lihat juga: Bapak Pers Indonesia: Dja Endar Moeda, Kakek Pers Nasional dan Parada Harahap, Cucu Pers Nasional


Parada Harahap awalnya adalah seorang krani (juru tulis dan tata buku di perkebunan), namun melihat penindasan terhadap para koeli, berubah haluan menjadi seorang wartawan revolusioner yang paling ditakuti oleh Belanda. 

Parada Harahap mendapat predikat sebagai wartawan terbaik versi Europeesche Pers (de beste journalisten van de Europeescbe pers). Dalam dunia jurnalistik, Parada Harahap dikenal sebagai ‘konglomerat’ persurat-kabaran yang di kalangan orang Belanda di Hindia Belanda dan pers di Jepang menyebutnya sebagai King of the Java Press (pendiri dan pemilik surat kabar Bintang Timur dan lima surat kabar lainnya).   

Parada Harahap juga adalah tokoh penting lahirnya Bataksbond  dan Sumatranen Bond. Parada Harahap orang pertama yang memancing  Ir. Soekarno keluar kandang dari kampus untuk terjun langsung ke dunia politik praktis. Parada Harahap tahun 1933 memimpin tujuh orang pertama Indonesia, termasuk mahasiswa bernama Hatta, ke Jepang—awal adanya ketegangan antara Belanda dan Jepang. 

Parada Harahap satu-satunya anggota BPUPKI yang berasal dari Tanah Batak. Parada Harahap juga penulis buku yang hebat (antara lain: ‘Dari Pantai ke Pantai’dan ‘Riwayat Dr. Rivai’). Parada Harahap pendiri kantor berita pertama (Alpena) dan pendiri akademi wartawan pertama di Indonesia. Untuk lebih rinci tentang keutamaan Parada Harahap dalam pers Indonesia, lihat: Sejarah Lengkap Parada Harahap: Pers dan Sepakbola

Rabu, Juni 11, 2014

Dr. Ir. Ahmad Darobin Lubis, MAgr, Meninggal Dunia: “Selamat Jalan, Kawan”


Ahmad Darobin Lubis
Innalillahiwainnailahirrajiun. Ahmad Darobin Lubis meninggal pada hari ini Rabu, 11 Juni, 2014. Tapanuli Selatan kembali kehilangan putra terbaiknya pada usia yang masih muda. Ahmad Darobin Lubis (lahir di Tapanuli Selatan 3 Januari 1967) adalah seorang akademisi bergelar doktor dari University of Hirosima, Jepang (2007). Ahmad Darobin Lubis adalah alumni SMA Negeri 1 Padang Sidempuan (lulus 1985) dan Institut Pertanian Bogor (IPB). Jabatan terakhir Ahmad Darobin Lubis adalah Dosen pada Fakultas Peternakan dan merangkap sebagai Kabid Audit Akademik Internal IPB. Selamat jalan, kawan. Sesungguhnya kita milik Allah, dan kepada Allah jugalah kita kembali.
Baca juga dalam Blog ini:
  • Ahmad Darobin Lubis dan Sofyan Husein Siregar: Satu SMA di Padang Sidempuan dan Sama-Sama Meraih Doktor di Jepang

Minggu, Juni 08, 2014

R. Soetan Casajangan Soripada: Pelopor Pribumi di Negeri Belanda



Soetan Casajangan (De Telegraf, 3-6-1907)
Radjioun gelar Soetan Casajangan lahir di Batunadua, Padang SidimpoeAn adalah orang Tapanoeli  kedua yang studi di negeri Belanda. Soetan Casajangan berangkat dari Batavia dengan kapal s.s. Prinses Juliana tanggal 05-07-1905 dan berlabuh di Amsterdam tanggal 30-07-1905. Pers Belanda intensif mengikuti setiap langkah Soetan Casajangan. Ada apa?. Bahkan pada masa-masa permulaan pendidikan, pemberitaan Soetan Casajangan sudah disiarkan secara luas. Di kalangan akademik dan para pakar etik Belanda, Soetan Casajangan mendapat pujian dan dianggap sebagai seorang pelopor pribumi di negeri Belanda (Een Inlandsche pionier in Nederland) . Dua artikel mengenai Soetan Casajangan ditampilkan di bawah ini. (1) Wawancara koran De Telegraf (Amsterdam) yang diterbitkan pada tanggal 3 Juni 1907 dengan judul:’ R. Soetan Casajangan Soripada’ [Artikel ini juga dipublikasikan ulang oleh koran Bataviaasch nieuwsblad (Batavia) pada tanggal 2 Juli 1907]. (2)  Tinjauan akademik yang dimuat di jurnal Weekblad voor Indië, tevens damesweekblad voor Indie yang berjudul: ‘Een Inlandsche pionier in Nederland‘ yang diterbitkan pada tanggal 11 Mei 1913.

Sabtu, Juni 07, 2014

Willem Iskander Nasoetion: Tokoh Pendidikan, Pelajar Orang Indonesia Pertama yang Studi di Luar Negeri (1857)



Berita meninggalnya Willem Iskander (De Locomotief, 31-7-1876)
Sati Nasoetion gelar Soetan Iskandar yang kemudian lebih dikenal Willem Iskander lahir di Pidoli Lombang, Mandailing Natal bulan Maret 1839. Willem Iskander memulai pendidikannya pada sekolah rendah dua tahun, kemudian melanjutkan studi untuk memperoleh akte guru bantu di Negeri Belanda pada bulan Februari 1857.  Ini berarti Willem Iskander adalah orang Indonesia pertama yang studi di luar negeri. Setelah lulus, Willem Iskander kembali ke tanah air pada bulan Juni 1861. Di Mandailing Natal, Willem Iskander mendirikan sekolah guru (kweekschool). Karena dianggap berhasil membangun institusi pendidikan, Pemerintah Belanda membiayai beberapa guru di Sumatra dan Jawa di bawah bimbingan Willem Iskander untuk studi ke Negeri Belanda. Willem Iskander tidak kunjung kembali ke tanah air, karena dikabarkan telah meninggal dunia di Negeri Belanda pada bulan Mei 1876. Berita meninggalnya Willem Iskander di tanah air dimuat di koran De Locomotief yang terbit di Semarang pada tanggal 31 Juli 1876. Berikut ini disajikan salinan berita tersebut.