Sabtu, November 12, 2016

Sejarah Kota Medan (45): Nama-Nama Kampung Tempo Doeloe di Medan; Perkembangan Kota Dimulai dari Kampung Medan, Meluas ke Kampung Kesawan

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Medan dalam blog ini Klik Disin

.
Kota-kota yang ada pada masa ini di Indonesia umumnya berproses sejak dari sebuah kampong kecil hingga menjadi kota metropolitan, Proses pertumbuhan dan perkembangan kota ini dapat diperhatikan secara horizintol terjadi perluasan dan secara vertikal terbentuknya level pemerintahan. Hal ini juga yang terjadi dengan Kota Medan. Satu hal yang masih penting masa ini, meski kota-kota tersebut sudah menjadi metropolitan, tetapi nama-nama yang ada di dalamnya masih ditemukan nama-nama lampau. Nama-nama masa lampau ini tidak hanya menunjukkan adanya sejarah masa lampau tetapi juga kisah-kisah yang menyertainya.

Nama kampong tempo doeloe di Medan (1866)
Dalam pertumbuhan dan perkembangan Kota Medan sejak awal, orang-orang afdeeling Padang Sidempuan (sebelumnya bernama afdeeling Mandailing dan Angkola) turut di dalamnya. Ketika afdeeling Deli ditemukan dan dibentuk (1863) penduduk afdeeling Padang Sidempuan sudah mengecap pendidikan modern. Pada tahun 1862 di sudah ada sekolah guru dan pada tahun 1870, dari 10 sekolah negeri di Residentie Tapanoeli, delapan diantaranya berada di afdeeling Padang Sidempuan. Lulusan sekolah-sekolah ini banyak yang merantau ke Deli dan menjadi krani. Salah satu perantau generasi pertama adalah Mohamad Yacoub gelar Soetan Kinajan yang datang tahun 1875.  Setelah pulang haji, Mohamad Yacoub gelar Soetan Kinajan atau Sjech Ibrahim atau Sjech Ibrahim menjadi tokoh penting di kota Medan. Ketika Medan menjadi kota (kotamadya) tahun 1909, Sjech Ibrahim diangkat menjadi penghoeloe pusat kota Medan (Kesawan). Sjech Ibrahim adalah kepala kampong pertama (kamponghoofd) di kota Medan.     

Cikal Bakal Kota Medan Dimulai Kampong Medan Poetri

Kota Medan bemula dari suatu area di sisi kanan sungai Deli. Area tersebut adalah bagian (tanah ulayat) dari kampong Medan Poetri yang berada di sisi kiri sungai Deli. Pada area yang kosong yang sebagian masih tertutup oleh hutan itu Deli Mij membuka kebun tembakau dalam skala besar. Nienhuys awalnya membuka kebun di Laboehan tahun 1865. Pembukaan kebun baru Deli Mij (Kongsi Nienhus dkk) di sekitar pertemuan sungai Babura dan sungai Deli ini terjadi pada tahun 1669. Kantor Deli Mij dan berbagai bangunan perusahaan (gudang, tempat pengeringan dan bedeng-bedeng untuk kuli) berada di sisi jalan poros antara Laboehan dan Deli Toea.

Nama kampong Medan Poetri pertama kali dilaporkan pada tahun 1866 ketika Controleur de Caet tahun 1863 melakukan ekspedisi ke Bataklanden (Tanah Karo). Dilaporkan ekspedisi ini dimulai dari Laboehan ke Deli Toea melalui kampong-kampung sebagai berikut: Kampong Alai, Kampung Gengah (mungkin maksudnya Tengah), Kampong Besar, Rantoe-Blimbing, Mertoeboeng, Rengas Sambilan, Kota Bangon, Mabar, Rengas Sekoepang, Poeloe Braian, Gloegoer, Medan Poetri, Kesawan dan Tebing Tinggi dan Kampong Baroe.

Sejak Deli Mij mengambil lokasi di seberang Kampong Medan Poetri, lambat laun lokasi ini semakin ramai. Hal yang cepat membuat ramai karena pusat aktivitas Deli Mij juga berkembang, seperti munculnya outlet-outlet kebutuhan sehari-hari dan pusat kesehatan (klinik). Di sekitar lokasi ini juga disediakan mess bagi tamu-tamu Deli Mij. Mess ini ternyata juga dimanfaatkan para planter lain untuk tempat menginap dalam perjalanan mereka dari Laboehan ke kebun-kebun mereka yang jauh berada di luar Medan Poetri. Lokasi Kampung Medan Poetri yang tempatnya strategis kemudian menjadi sangat popular diantara para planter. Nama Medan Poetri lambat laun hanya disebut Medan.

Bagaimana nama Medan Poetri diringkas menjadi Medan saja mudah dipahami (soal lidah). Namun bagaimana adanya poetri tidak diketahui jelas. Seperti kampong-kampung di sekitar, setiap nama ada maknanya. Apakah poetri pada nama Kampung Medan Poetri dikaitkan dengan cerita Putri Hijau? Entahlah.

Berdasarkan Peta 1875 dan dibandingkan dengan nama-nama yang dilaporkan de Caet tidak banyak berubah. Sementara peta sketsa yang dibuat DD Veth yang dimuat dalam Tijdschrift van het Aardrijkskundig Genootschap nama-nama kampong yang teridentifikasi dapat dikelompokkan berdasarkan area plantation.
:
Pada tahun 1875 afdeeling Deli dimekarkan menjadi terdiri dari onderafdeeling Laboehan dan onderafdeeling Medan. Status controleur di Laboehan ditingkatkan menjadi Asisten Residen dan di Medan ditempatkan seorang controleur.

Pada tahun 1979 ibukota afdeeling Deli dipindahkan dari Laboehan ke Medan. Perkebunan swasta semakin banyak. Kota yang terus berkembang juga muncul perkembangan social yang baru seperti pemukiman, prostitusi, criminal dan lainnya. Di kantong-kantong tenaga kuli di perkebunan kerusuhan dan tindakan criminal juga bermunculan.

De locomotief : Samarangsch handels- en advertentie-blad, 10-01-1885: ‘Deli. Di surat kabar Penang Times, 3 Desember, kita membaca bahwa di Toentoegan Estate terjadi gangguan. Sebanyak tiga ratus koeli Cina ditangkap bersama-sama dan kemudian dimasukkan ke dalam penjara. Perusahaan-perusahaan di Deli masih menjadi rawan untuk ketertiban dan disiplin yang berlaku. Untuk mengantisipasi para koeli kini semua perusahaan membentuk kongsi. Situasi menjadi lebih serius. Controleur di Medan memiliki tidak kurang dari 28 onderneming (perusahaan) di bawah kendalinya, yang mana sebagian berada beberapa puluh dan tiga puluh mil dari ibukota (Medan) berada, jelas tidak bisa diharapkan seorang pejabat daerah (Controleur) untuk daerah yang luas pemerintah. Diperlukan pemerintah untuk dapat mengatur dengan benar agar memperkuat perlindungan orang Eropa, orang akan berharap perbaikan’.

Kepala Kampung Pertama di Medan Mohamad Yacoub gelar Soetan Kinajan atau Sjech Ibrahim

Kota Medan pada tahun 1909 menjadi sebuah gementee (kota/kotamadya). Pada saat itu kota dipimpin seorang walikota. Kepala kampong (penghulu) yang pertama diangkat adalah Penghulu Pekan. Yang menjadi kepala kampong pertama adalah Sjech Ibrahim. Kepala kampong adalah pemimpin unit pemerintahan terkecil (sekarang desa/kelurahan) yang secara geografis memiliki batas-batas administratif yang dibedakan dengan kepala kaum: Tionghoa (Mayor, Kapten, Letnan), Kling (Kapten), pribumi (Sultan).

Mohamad Yacoub gelar Soetan Kinajan atau Sjech Ibrahim datang ke Deli pada tahun 1875 sebagai krani Kantor Sultan Serdang (Serdangsche Sultanaatskantoor) di Rantaoe Pandjang. Mohamad Yacoub berasal dari afdeeling Mandheling en Ankola. Pada saat itu umur Mohamad Yacoub baru 15 tahun (tamat sekolah dasar). Mohamad Yacoub pada tahun 1880an pindah ke Medan dan bekerja di toko Huttenbach & Co, salah satu toko pertama Eropa di Medan. Mohamad Yacoub kemudian membuka usaha dan melakukan haji ke Mekah. Sejak kepulangan  Mohamad Yacoub dari tanah suci namanya lebih dikenal sebagai Hadji Ibrahim. Pada tahun 1909 ketika Medan ditingkatkan menjadi kota (gemeete) Hadji Ibrahim diangkat menjadi penghoeloe (kamponghoofd) Kampong Kesawan. Pusat pasar Medan berada di Kampung Kesawan, Hadji Ibrahim juga dikenal sebagai Penghoeloe Pekan.

Orang Mandailing dan Ankola  sudah semakin banyak di Medan. Pada tahun 1907 untuk mengimbangi pedagang Tionghoa, para pengusaha Mandailing dan Ankola membentuk Sjarikat Tapanoeli. Sarikat ini pada tahun itu membentuk klub sepakbola yang diberi nama Tapanoeli Voetbal Club dan mempelopori diadakannya kompetisi Deli Voetbal Bond. Pada tahun 1909 Sarikat Tapanoeli mendirikan surat kabar Pewarta Deli dengan ketuanya Hadji Dja Endar Moeda dan wakilnya Hadji Ibrahim. Hadji Dja Endar Moeda, alumni Kweekschool Padang Sidempuan (1884), mantan guru, pemilik sekolah di Padang dan pengusaha media dengan suratkabar yang terkenal Pertja Barat (di Padang) dan Tapian Na Oeli (di Sibolga). Dja Endar Moeda hijrah ke Medan tahun 1907.

Hadji Ibrahim tidak hanya aktif di Sajarikat Tapanoeli tetapi juga organisasi-organisasi keagamaan seperti Sarikat Islam. Hadji Ibrahim kemudian lebih dikenal sebagai Sjech Ibrahim. Sjech Ibrahim diangkat sebagai anggota Landraad Medan pada tahun 1925. Anggota lainnya yang diangkat selain Kepala kampong dari Soengei Rengas dan Kampong Aur juga beberapa letnan Cina di Medan, Labuhan Deli dan Sunggal. Landraad adalah dewan pengadilan untuk pribumi yang anggotanya didominasi oleh orang-orang Eropa/Belanda.

De Sumatra post, 27-05-1925: ‘Landraad di Medan. Dewan Tanah di Medan mengumumkan anggota baru yang ditunjuk antara lain Mohamad Jacoeb gelar Soetan Kinajan, kampongboofd dari Kesawan dan Sungei Krah dan Soetan Oedin gelar Baherumsjah, kepala kampong dari Soengei Rengas dan Kampong Aur’.

Sjech Ibrahim termasuk pelopor pendirian Djamiatoel al-Washlijah. Organisasi ini adalah organisasi keagamaan yang dibentuk untuk mengibangi organisasi yang sudah dibentuk Muhammadiyah.  Organisasi Djamiatoel al-Washlijah didirikan pada saat pertemuan yang dilakukan di rumah Mohamad Joenoes pada 26 Oktober 1930. Muhammad Joenoes adalah pengusaha yang sukses di Pematang Siantar dan Medan. Mohamad Joenoes adalah nama lain dari Soetan Hasoendoetan mantan guru dan seorang novelis Tapanoeli yang terkenal dengan novelnya Tolbok Haleon.

Sjech Ibrahim migrant Tapanuli generasi pertama dikabarkan telah meninggal dunia pada bulan April 1933 dalam usia tinggi 73 tahun.

De Sumatra post, 21-04-1933: ’Selama 58 tahun tinggal di Deli. Sehari sebelum kemarin tiba-tiba meninggal pada usia 73 tahun Sjech Ibrahim, mantan Penghulu Pekan. Almarhum adalah salah satu yang tertua orang Tapanuli di sini. 58 tahun yang lalu dia datang dari afdeling Mandheling en Ankola. Pekerjaan pertamanya sebagai krani di Serdangsche Sultanaatskantoor, di Rantau Pandjang. Pada tahun delapan puluhan ia pindah kerja ke Huttenbach & Co, salah satu toko pertama Eropa di Medan. Kemudian ia diangkat Penghoeloe Pekan. Setelah pension pada tahun 1925 ia diangkat anggota Landraad. Almarhum adalah pendiri dari beberapa organisasi sosial dan keagamaan, yang lebih lanjut Sjech Ibrahim adalah co-pendiri Sjarikat Tapanoeli, penerbit surat kabar Pewarta Deli. Pemakaman kemarin sore dibawah bunga yang besar sebagai gantinya’.

Pengganti Sjech Ibrahim sebagai Kepala Kampung Kesawan dan Soengei Krah adalah Haji Mohamad Kasim. Namun jabatan kepala kampong yang baru harus ditangguhkan karena dituduh telah melakukan penyimpangan pembayaran uang pajak. Sebagai pejabat sementara sebagai Kepala Kampung Kesawan dan Soengei Krah adalah Abdoel Moerad, putra almarhum Sjech Ibrahim.

De Sumatra post, 02-10-1933 Penghulu ditangguhkan karena penipuan dengan uang pembayar pajak. Dengan keputusan Asisten Residen Deli dan Serdang untuk sementara bertindak Kepala dari Kesawan en Soengai Kerah ditunjuk Abdul Moerad, putra mendiang Hadji Ibrahim untuk menggantikan Penghulu Medan. Penghulu Pekan Medan (Kesawan dan Sungei Kerah) Haji Mohamad Kasim dan merupakan ayah dari Matt Deli. Dia telah ditangguhkan karena penyimpangan dengan uang pembayar pajak. Dalam kasus ini juga selama proses penelitian, ditangguhkan tiga wakil’.

De Sumatra post, 09-10-1933: ‘Besluiten en benoemingen. Diangkat Wakil dari Penghulu (Kampocghoofd) dari kampung Kesawan dan Soengai Kerah, Taib, sebelumnya adalah penulis (schrijver) di Deli Railway Company di Medan’.

Medan Masa Kini

Kota Medan masa kini merupakan gabungan dua onderafdeeling (kecamatan) di masa lampau, yakni: onderfadeeling Laboehan dan onderafdeeling Medan. Onderafdeeling Laboehan ibukota Laboehan dan orderafdeeling Medan ibukota Medan. Pada tahun 1879 ibukota afdeeling Deli pindah dari Laboehan ke Medan. Sejak itu Medan berkembang pesat hingga ini hari

Tunggu deskripsi lengkapnya


*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe.




Nama-nama kampong di Medan dari doeloe hingga kini

1863-1885
1885-1915
1915-1945
1945-1974

1974-Masa kini


Oaf. Amplas
Oaf. Timbang Deli

Medan Amplas
Harjosari I
Harjosari II
Timbang Deli
Bangun Mulia
Sitirejo II
Sitirejo III
Amplas
Rengas Sambilan
Rengas Koepang
Sei Rengas
Kota Matsum
Sukaramai
Pasar Merah
Medan Area
Pandau Hulu II
Sei Rengas II
Sei Rengas Permata
Kota Matsum I
Kota Matsum II
Kota Matsum IV
Sukaramai I
Sukaramai II
Tegal Sari I
Tegal Sari II
Tegal Sari III
Pasar Merah Timur
Kesawan
Glugur
Pulo Brayan
Sei Agul
S. Baras
Kampong Dadap
Silalas

Oaf. Sei Sikambing

Medan Barat
Kesawan
Silalas
Glugur Kota
Pulo Brayan Kota
Karang Berombak
Sei Agul
Medan Poetri

Petisah
Padang Bulan
Babura

Merdeka
Medan Baru
Darat
Petisah Hulu
Babura
Merdeka
Padang Bulan
Titi Rantai/Rante

Belawan
Sicanang


Belawan Kota
Belawan I
Belawan II
Belawan Sicanang
Bagan Deli
Belawan Bahari
Belawan Bahagia
Tjikopean
Mabar
Kota Bangun
Titi Papan
Oaf. Mabar

Medan Deli
Tanjung Mulia
Tanjung Mulia Hilir
Mabar
Mabar Hilir
Kota Bangun
Titi Papan

Binjai

Denai

Medan Denai
Tegal Sari Mandala I
Tegal Sari Mandala II
Tegal Sari Mandala III
Denai
Binjai
Medan Tenggara

Helvetia
Tanjung Gusta
Oaf. Helvetia
Dwi Kora
Medan Helvetia
Dwi Kora
Sei Sikambing C II
Helvetia
Helvetia Tengah
Helvetia Timur
Tanjung Gusta
Cinta Damai
Deli Toea

Bekala
Gedung Johor
Kedai Durian
Oaf. Gedong Johor

Medan Johor
Kwala Bekala
Pangkalan Masyhur
Gedung Johor
Kedai Durian
Suka Maju
Titi Kuning

Sei Rengas
Mesjid
Pasar Baru
Pusat Pasar
Kota Matsum
Teladan
Medan Kota
Pandau Hulu I
Pasar Baru
Pusat Pasar
Mesjid
Sei Rengas I
Kota Matsum III
Pasar Merah Barat
Teladan Barat
Teladan Timur
Sudi Rejo I
Sudi Rejo II
Siti Rejo I
Alei
Besar
Martubung
Labuhan
Tangkahan


Medan Labuhan
Besar
Martubung
Sei Mati
Pekan Labuhan
Nelayan Indah
Tangkahan
Kampung Baru

Mariendal
Suka Raja
Sei Mati
Aur
Sei Mati
Oaf. Mariendal

Medan Baru
Aur
Hamdan
Jati
Kampung Baru
Sei Mati
Suka Raja
Labuhan Deli
Terjun
Klumpang

Oaf. Mabar (Maryland)
Oaf. Klumpang

Medan Marelan
Tanah Enam Ratus
Paya Pasir
Labuhan Deli
Rengas Pulau
Terjun

Sei Kerah

Pahlawan
Pandau
Medan Perjuangan
Pandau Hilir
Pahlawan
Sei Kera Hulu
Sei Kerah Hilir I
Sei Kerah Hilir II
Sidorame Barat I
Sidorame Barat II
Sidorame Timur
Tegal Rejo

Petisah
Sekip
Sei Sikambing
Kampong Kling
Sei Putih

Medan Petisah
Petisah Tengah
Sekip
Sei Putih Barat
Sei Putih Tengah
Sei Putih Timur I
Sei Putih Timur II
Sei Sikambing D

Polonia
Madras
Oaf. Polonia

Medan Polonia
Anggrung
Madras Hulu
Polonia
Sari Rejo
Suka Damai

Padang Bulan
Asam Kumbang
Beringin
Oaf. Padang Bulan

Medan Selayang
Beringin
Padang Bulan Selayang I
Padang Bulan Selayang II
Sempakata
Tanjung Sari
Asam Kumbang
Sunggal
Sei Sikambing
Lalang
Oaf. Sei Kria

Medan Sunggal
Babura Sunggal
Sei Sikambing B
Simpang Tanjung
Tanjung Rejo
Lalang
Sunggal




Medan Tembung
Indra Kasih
Sidorejo
Sidorejo Hilir
Bandar Selamat
Bantan
Bantan Timur
Tembung
Glugur
Pulo Brayan
Gaharu
Durian

Sidodadi
Medan Timur
Gang Buntu
Perintis
Sidodadi
Durian
Gaharu
Glugur Darat I
Glugur Darat II
Pulo Brayan Bengkel
Pulo Brayan Bengkel Baru
Pulo Brayan Darat I
Pulo Brayan Darat II

Namu Gajah
Tanjung Selamat
Oaf. Tuntungan

Medan Tuntungan
Tanjung Selamat
Simalingkar B
Simpang Selayang
Kemenangan Tani
Lau Cih
Namu Gajah
Sidomulyo
Ladang Bambu
Mangga
Catatan:
O.af.=Onderafdeeling (kecamatan)

 

Tidak ada komentar: